Sebenarnya saya mendapat kisah ini dari ayah saya sendiri dan saya merasa kagum dengan kisah ini. Tak perlu panjang lebar lagi saya mengoceh hal yang tidak penting lagi,langsung saja ke Kisahnya.
Al kisah,, kejumawaan Nabi Musa AS telah membuatnya merasa orang yang paling pintar,bijaksana,dan lain-lain di dunia ini. Nabi Musa berdoa kepada Allah SWT untuk menunjukan orang yang lebih segala hal darinya, kemudian Allah menjawab doa Nabi Musa tersebut “pergilah kamu ke pertemuan dua laut dan kamu akan menjumpai seorang hamba allah yang telah di berkahi tetapi ahli tafsir mengatkan bahwa itu adalah Nabi Khidir AS”. Pertemuan dua laut yang dimaksud adalah sungai evret dengan laut merah. Kemudian Nabi Musa AS pergi ke tempat itu untuk mencari Nabi Khidir AS dan ketemulah Nabi Musa dengan Nabi Khidir. Kemudian ter jadilah percakapan
Nabi Musa:” saya ingin berguru dengan anda katanya anda lebih bijaksana,lebih cerdas daripada saya”
Nabi Khidir:”sesunguhnya kamu tdak akan sabar dengan apa yang aku lakukan”
Nabi Musa:”mudah-mudahan Allah memberikan kesabaran padaku”
Nabi Khidir:”baiklah kalo begitu kamu boleh ikut denganku syaratnya kamu tidak boleh komentar apapun dengan apa yang aku lakukan,sampai saya menjelaskan dan saya yakin bahwa kamu tidak akan sabar”
Kemudian persyaratan yang diajukan Nabi Khidir di sanggupi oleh Nabi Musa. Kemudian mereka berdua berangkat menuju satu kampung nelayan,di kampong itu kapalnya sudah rusak tetapi ada satu kapal yang masih baik,bagus tetapi oleh nabi khidir di bocori,di lubangi kapal yang masih bagus tersebut. Spontan Nabi Musa berkomentar ”ini adalah pekerjaan yang tidak benar,kapal yang sudah rusak saja di perbaiki ini kapal masih bagus malah di rusak” dengan entengnya Nabi Khidir menjawab “tuh kan kamu tidak akan sabar dengan apa yang aku lakukan”.
Kemudian Nabi Musa meminta maaf kepada Nabi Khidir atas ketidaksabaran dirinya,lalu Nabi Musa dan Nabi Khidir pergi lagi dan di tengah perjalanan bertemu dua orang anak anak tersebut di bunuh oleh Nabi Khidir. Spontan Nabi Musa berkomentar lagi “ini tidak benar,anak belum ada dosanya kenapa engkau bunuh ?” dengan entengnya Nabi Khidir menjawab “tuh kan kamu tidak akan sabar dengan apa yang aku lakukan dan kamu tidak akan pernah sabar”.
Kemudian Nabi Musa meminta maaf lagi kepada Nabi Khidir seraya berkata “Jika sekali lagi aku berkomenta sebelum engkau menjelaskan mungkin itu batas kebersamaan saya dengan kamu”. Kemudian Nabi Musa dan Nabi Khidir pergi lagi hingga tiba pada suatu kampung,warga di kampung itu pelitnya luar biasa,dimintai minum tidak mau mengasih minum.
Boro-boro menghormati tamu pokoknya cuek,minta apapun kepada warga dikampung itu warga kampung itu meminta upah. Tetapi ada rumah yang mau roboh di kampung itu malah di perbaiki oleh Nabi Khidir. Sudah selesai diperbaiki sudah bagus lalu di tinggal pergi begitu saja.
Spontan Nabi Musa berkomentar “kamu ini bagaimana warga di kampung itu kurang ajar semua,lha kamu memperbaiki rumah yang mau roboh tanpa meminta bayaran,kamu seharusnya di bayar” dan Nabi Khidir menjawab “inilah saat pepisahan antara saya dan kamu dan saya akan memberi tahu apa-apa yang kamu tidak sabar kepada apa yang aku lakukan.
Yang pertama di kampung nelayan mengapa saya membocori/melubangi perahu yang masih bagus,sesungguhnya perahu tersebut milik dua orang yang beriman setelah saya pergi itu akan dating kelompok perompak yang akan marampas semua harta benda di kampung tersebut dan aku takut perampok itu mengetahui bahwa perahu itu masih bagus dan diambil sehingga orang yang aku bocori perahunya tidak mempunyai sesuatu apapun untuk mencari nafkah
Yang kedua saat aku membunuh dua anak kecil yang tidak berdosa karena mereka nantinya akan menjadi anak yang durhaka sedangkan orangtuanya adalah orang yang sholeh dari pada anak itu akan menyusahkan orangtuanya di kemudian hari maka aku bunuh. Mudah-mudahan allah memberikan ganti kepada orang tua yang sholeh itu keturunan yang baik yang diridhoi oleh Allah.
Dan yang terakhir bangunan yang aku perbaiki dan aku tidak meminta upah kepadanya sesungguhnya itu adalh milik dua orang yatim piatu yang orangtuanya itu sangat sholeh di dalam bangunan tersebut ada harta peninggalan orangtuanya,yang mudah-mudahan kelak jika mereka berdua sudah dewasa akan menemukan harta itu.
Karena jika tidak saya perbaiki di temukan oleh warga kampung tersebut,pasti akan diminta/dirampas dan sesungguhnya itu adalah hak anak yatim yang ada dirumah itu. Hal-hal itu semua kulakukan bukan karena kemauanku,sesunggunya aku diberitahu oleh Allah untuk melakukan hal tersebut yang tidak sabar terhadapnya”
Itulah kisah tentang Nabi Musa dan Nabi khidir.jika bahasanya sulit dipahami saya mohon maaf,karena saya harus menterjemahkan cerita ayah saya yang menggunakan Bahasa campuran bahsa jawa..
Semoga kisah diatas dapat menginspirasi kita semua